Cari Blog Ini

Rabu, 24 Maret 2010

Sriwijaya FC Kokoh Puncaki Grup F Piala AFC

Sriwijaya FC Kokoh Puncaki Grup F Piala AFC
Taufik Wijaya - detiksport

Palembang - Sriwijaya FC kian kokoh di puncak Grup F Piala AFC 2010, setelah mereka mengandaskan juara Vietnam Betamex Binh Duong 1-0 di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Rabu (24/03/2010).

Gol kemenangan Sriwijaya FC atas Binh Duong itu dicetak oleh Keith Kayamba Gumbs saat pertandingan baru memasuki menit pertama. Dia pun tercatat sebagai pencetak gol tercepat Piala AFC 2010.

Dengan kemenangan ini Sriwijaya FC memuncaki Grup F Piala AFC 2010 dengan nilai tujuh hasil dari tiga pertandingan yaitu dua kali menang dan sekali seri dengan selisih gol 7-1. Sementara Binh Duong kemungkinan tetap berada di posisi kedua dengan nilai empat dari tiga pertandingan dengan selisih gol 3-2.

Setelah wasit meniup pluit pertandingan dimulai, Sriwijaya FC mampu mencetak gol dari kaki Gumbs, tepat pada menit pertama. Gol ini jelas disambut gembira puluhan ribu pendukungnya di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang.

Gol Gumbs ini memanfaatkan umpan panjang Zah Rahan dari rusuk kiri. Setelah melakukan adu sprint dengan seorang pemain belakang Binh Duong, Gumbs dapat menundukkan kiper Binh Duong The Anh.

Di tengah terik matahari sore, Sriwijaya FC terus melakukan tekanan. Sayang untuk tuan rumah, sejumlah peluang terbuang percuma. Begitu pun peluang yang didapatkan para pemain Binh Duong.

Di babak kedua, Binh Duong menerapkan permainan keras. Akhirnya menjelang pertandingan usai, para pemain Sriwijaya FC terpancing dengan permainan keras. Arif Suyono akhirnya terkena kartu merah setelah melanggar Hoang Vuong pada menit ke-80. Sebelumnya Nasuha terkena kartu kuning. Sementara permainan keras Binh Duong hanya menghasilkan lima kartu kuning.

Persipura Kembali Takluk

Rabu, 24/03/2010 21:15 WIB
Liga Champions Asia
Persipura Kembali Takluk
Narayana Mahendra Prastya - detiksport


Kashima - Persipura Jayapura kembali takluk dalam laga lanjutan putaran grup Liga Champions Asia. Melawat ke markas Kashima Antlers, tim Mutiara Hitam dibekap lima gol tanpa balas.

Persipura menghadapi tuan rumah Kashima di Kashima Soccer Stadium, Rabu (24/3/2010) malam waktu setempat.

Seperti dikutip dari situs resmi AFC, Persipura yang tampil lebih bertahan sempat membuat serangan-serangan dari tuan rumah buntu di hampir sepanjang babak pertama.

Namun benteng wakil Indonesia jebol enam menit menjelang turun minum. Sepakan Toru Araiba membawa wakil Jepang memimpin 1-0.

Gawang Persipura yang dikawal kiper Ferdiansyah kembali bergetar di akhir babak pertama. Melalui situasi tendangan sudut, Marquinhos menggandakan keunggulan Kashima.

Di 45 menit kedua, tim Mutiara Hitam kebobolan tiga gol. Wakil Jepang menambah skor lewat penalti Mitsuo Ogasawara. Ada pun sepakan 12 pas diberikan setelah Jack Komboi melanggar Yuya Osako di kotak terlarang.

Dua menit berselang, umpan Atsuto Uchida disambut dengan eksekusi Osako guna membuat sang juara Liga Indonesia tertinggal 0-4. Ada pun gol terakhir Kashima dijaringkan oleh Marquinhos di menit ke-76.

Dengan hasil ini maka Persipura selalu kalah dalam tiga pertandingan yang mereka lakoni di Grup F Liga Champions Asia.

Boaz Solossa dkk. masih tertanam di dasar klasemen dengan poin nol, memasukkan satu gol dan kebobolan 18 gol.

Di laga selanjutnya Persipura akan tampil sebagai tuan rumah dengan menjamu Kashima di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 30 Maret.
( nar / nar )

Senin, 22 Maret 2010

Duit Bank Mandiri Masih Nyangkut di Indover 19,7 Juta Euro

Duit Bank Mandiri Masih Nyangkut di Indover 19,7 Juta Euro
Herdaru Purnomo - detikFinance


Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) telah mendapatkan kembali dana yang 'nyangkut' di Bank Indover sebesar EUR 17,5 juta atau 47% dari total dana yang nyangkut di anak usaha BI itu.

Dengan demikian, dana Bank Mandiri yang masih nyangkut di Bank Indover itu masih tersisa EUR 19,7 juta.

Demikian dikatakan oleh Direktur Treasury International and Special Asset Management Mandiri Thomas Arifin disela paparan kinerja keuangan kuartal IV Mandiri di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (22/03/2010).

"Outstanding dana kita yang sudah dibayar pada tanggal 10 Maret 2010 atau yang sudah masuk rekening kita adalah sekitar 17,5 Juta Euro kita masih tunggu lagi sekitar 19,7 Juta Euro," ujar Thomas.

Thomas menambahkan, sisa dana Mandiri yang masih ada di Indover sekitar 53% ini rencananya akan dibayarkan semua di tahun 2010.

"Kita masih tunggu terus, rencananya sisa 53% dana kami akan dibayarkan di tahun ini," tambahnya.

Bank Indover merupakan anak usaha Bank Indonesia yang beroperasi di Belanda dan akibat tekanan krisis global pada akhir 2008 dilikuidasi oleh Bank Sentral Belanda karena tidak memenuhi standar kesehatan bank di negara tersebut. Sejumlah bank menjadi korban sehingga dananya sebagian tertahan antara lain:

* BRI sebesar US$ 60 juta
* Bank Mandiri US$ 31 juta
* BNI US$ 27 juta,
* Bank Lippo US$ 5 juta (kini merger menjadi Bank CIMB Niaga)
* Bank Ekonomi Raharja 19.239 euro.


BRI sebelumnya juga telah mendapatkan pengembalian dana yang masih nyangkut di Bank Indover sebesar US$ 28 juta, yang merupakan 47% dari total dana BRI yang tersimpan di bank milik Bank Indonesia sebesar US$ 60 juta.

Minggu, 21 Maret 2010

SUNGAI DALAM LAUT

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton acara TV `Discovery Chanel’ pasti kenal Mr. Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli Oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Captain Jacques Yves Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu membuat bingung Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laayabghiyaan…” Artinya: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” Artinya “Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.

Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Subhanallah… Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim. Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”

Wallahu a’lam.

Catatan bagi komentator :
- Artikel ini adalah artikel lama.
- Fenomena seperti ini pertama kali ditemukan oleh Mr.Costeau
- Foto-foto di atas diambil oleh seorang penyelam bernama Anatoly Beloshchin baru-baru ini.
- Fenomena bertemunya dua laut tanpa bercampur airnya memang benar adanya seperti tercantum dalam Al-Qur`an. Itulah inti dari artikel ini, terlepas dari convert tidaknya Costeau. Karena walau pun Costeau tidak masuk Islam, di luar sana banyak orang yang masuk Islam. Islam agama yang perkembangannya cukup pesat.
- Memang benar saat ini negara barat lebih maju dari Islam. Karena kejayaan itu memang bergulir. Tetapi ingat, kejayaan barat dalam sains dan lain-lain itu tak lepas dari peristiwa perampasan terhadap ilmu yang ditemukan kaum Muslimin. Ketika orang Kristen menerapkan ilmu tersebut, secara tidak sadar, mereka juga telah mengakui kebenaran ilmu kaum Muslimin di masa lalu yang digali dari Al-Qur`an. Kaum musyrikin Quraisy juga mengakui bahwa Nabi Muhammad itu jujur, hanya saja mereka tidak beriman. Orang Kristen mengakui bahwa ilmuwan Muslim terdahulu itu benar ilmunya yang mereka gali dari Al-Qur`an, tetapi mereka tidak beriman. Itulah kesamaan mereka.

Minggu, 14 Maret 2010

Tepatkah Orang Bijak Taat Pajak

Jakarta - Kita sering mendengar ajakan "Orang Bijak Taat Pajak". Memang, sejatinya apabila kita mementingkan dan bahkan memenuhi kewajiban bangsa maka tidak pelak lagi kalau seluruh warga bangsa yang telah memiliki kewajiban obyektif dan subyektif perpajakan akan menempatkan kewajiban perpajakan sebagai paling utama.

Dalam kondisi perekonomian yang masih berjalan lamban ini setiap negara telah banyak memberikan bantuan-bantuan kepada dunia usaha. Tujuannya tidak lain adalah untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang mendera beberapa sektor. Di negara kita pemerintah melalui Kementrian Keuangan memberikan kemudahan dari sisi perpajakan melalui mekanisme pemotongan PPh Psl 21 bagi karyawan yang memiliki batas penghasilan jumlah tertentu dan bekerja pada industri yang menggunakan komponen lokal sebagai basis utama

Dampak terasa yang dihadapi adalah sudah barang tentu timbulnya penurunan penerimaan negara dari sektor pajak. Situasi ini bersifat subyektif. Namun, hal ini memang akan menyertai dan menentukan bagaimana hasil pajak yang diperoleh pada masa akan datang. Banyak celah ekonomi akan bisa digala lebih dalam dan kemudian akan menjadi sumber sumber penerimaan baru.

Bagaimana halnya dengan kesadaran kita untuk memenuhi kewajiban tersebut lebih lanjut. Kupasan dan bahasan yang sudah diterangkan sejauh ini hanya memasuki area ruang lingkup pencapaian secara nominal. Dengan mengikuti perkembangan yang terjadi selanjutnya pemerintah memformulasikan skema-skema arahan yang mendukung bagaimana secara teknis dapat dilaksanakan.

Memenuhi pencapaian target penerimaan pajak memerlukan bentuk partisipasi yang sama dan menyeluruh. Apalagi saat ini pemerintah mulai menempatkan penerimaan negara dari sektor pajak sebagai wilayah yang paling utama diamankan. Namun, sebaliknya apakah kita menyadari bahwa pajak kita bayarkan setiap bulannya sudah mencerminkan sebagai seseorang yang masuk ke dalam kelompok orang bijak.


Sangat sulit untuk mencari dan bahkan menentukan seseorang bijak atau tidak ketika kewajiban kepada negara telah terlaksana. Pandangan selama ini menjadi penentu bukanlah didapat secara sistematis dan bereksinambungan. Oleh karena itu aparatur pemerintah yang memiliki basis pengetahuan dan sekaligus pelayanan dalam bidang perpajakan harus terlebih dahulu memahami ukuran-ukuran dalam menjalankan tugasnya.

Dengan kita mengetahui tujuan setiap negara dalam menerapkan peraturan perpajakan yang tepat maka pemerintah berkeinginan kuat agar masyarakatnya menjadi lebih bijak dan menyadari akan pentingnya pembangunan yang pembiayaannya diperoleh dari penerimaan pajak. Mungkin hal itu menjadi sesuatu yang spesifik ketika petugas-petugas di lapangan memiliki kecakapan memadai.

Akankah arti bijak dalam konteks pemenuhan kewajiban ke negara dalam bentuk pajak selalu diarahkan kepada wajib pajak. Pemangku kepentingan tidak hanya ditujukan kepada masyarakat individu dan badan usaha. Tetapi, bahkan yang paling dikedepankan adalah peran menyeluruh dari petugas pajak dalam memberikan penyuluhan dan memahami secara mendasar kalimat demi kalimat yang mengandung makna pada setiap peraturan.

Kemungkinan terciptanya masyarakat sadar pajak merupakan satu pekerjaan rumah. Sejauh mana intensitas keterlibatan penuh dari pemerintah untuk memberdayakan arti dan manfaat dari pajak ini sendiri. Ketangguhan dan penguasaan materi atas ruang lingkup persoalan landasan utama. Sering kali ditemui adanya ketidakmampuan petugas pajak di lapangan memahami sisi yang paling penting dari perpajakan. Menciptakan budaya "Orang Bijak Taat Pajak" tidak cukup hanya ditujukan kepada pembayar pajak.

Sisi lain tidak kalah menariknya melalui penelahaan yang terjadinya selama ini adalah menciptakan sebuah harmonisasi yang mengarah kepada pemahaman-pemahaman yang terintegrasi. Mengapa demikian. Tentu tak pelak lagi kalau semua permasalahan yang muncul pada akhir-akhir ini lebih mengarah kepada belum terciptanya suatu harmonisasi atau wadah baru dalam mengeliminasi potensi permasalahan.


Bukan tidak mungkin slogan "Orang Bijak Taat Pajak" akan menjelma menjadi stigma negatif ketika pembayar pajak dikenakan sebuah ketetapan pajak. Padahal masalah yang muncul ke permukaan adalah tidak tercapainya sebuah persepsi. Akankah konteks ini selalu menjadi bola salju.



: http://m.detik.com

tarif dasar listrik

Jakarta - Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15 % pada bulan Juli 2010 ternyata disambut baik oleh pengamat ekonomi Faisal Basri. Selain dapat membuat PT PLN tidak merugi, kenaikan TDL tersebut juga dapat mendorong masyarakat untuk lebih berhemat dalam menggunakan listrik.


"15 itu kan rata-rata. Dan untuk pelanggan 450 Watt (W) kan tidak naik. Lagi pula ini supaya rakyat juga berhemat," terang Faisal dalam perbincangannya seusai diskusi bertemakan 'Madu atau Racun ACFTA' di Jalan Tirtayasa Kebayoran, Jakarta (14/3/2010).

Menurut Faisal, PLN sebagai pengelola tunggal listrik negara tentu sangat terbebani dengan tarif listrik yang berlaku saat ini. Dengan anggaran subsidi yang semakin terbatas, tentu wacana kenaikan sesuai yang paling memungkinkan.

"Naiknya listrik rumah tangga juga sudah tidak karu-karuan. Ongkos listrik juga bergerak dari Rp 600 (per kWh) bergerak ke Rp 1.300 (per kWh)," ucapnya.

Ia juga menyarankan agar kenaikan harusnya bisa lebih dimaksimalkan bagi pelanggan dengan konsumsi 6.600 W ke atas.

"Kalau yang 900 W kan naik antara 5-10%. Kalau hitungan saya, yang 6.600 W harus naik 30%, ini kan sesuai dengan keekonomian mereka. Bahkan yang di atas 20.000 W naik 100%. Biarin saja, ini kan ada kaitannya dengan penghematan," kata Faisal.

Seperti diketahui, pemerintah berencana untuk menaikkan TDL dengan rata-rata kenaikan sebesar Rp 15 persen pada bulan Juli mendatang. Dengan kenaikan TDL yang hanya sebesar 15% saja, pemerintah masih harus menambahkan anggaran subsidi listrik dari Rp 37,8 triliun di APBN 2010 menjadi Rp 54,5 triliun di RAPBN-P 2010.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah mengatakan, jika usulan kenaikan TDL ini ditolak oleh DPR maka pemerintah harus mengeluarkan tambahan subsidi listrik sebesar Rp 6,8 triliun. Dengan asumsi tidak ada anggaran lain yang dipangkas, maka defisit APBN-P 2010 pun bisa naik menjadi 2,2%.

Saat ini pemerintah juga tengah melakukan simulasi perhitungan kenaikan tarif dasar listrik untuk setiap golongan dengan memperhatikan daya beli masyarakat.


sumber:Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!