Cari Blog Ini

Minggu, 16 Mei 2010

Penemuan Bahtera Nuh Diragukan

Penemuan bahtera Nabi Nuh di ketinggian 4.000 meter di Gunung Ararat, Turki oleh tim peneliti 'Noah's Ark Ministries International' baru-baru ini, ternyata tidak sepenuhnya didukung dan dipercayai, khususnya oleh para ahli.


Fox News, Jumat 30 April 2010, menyebutkan, penemuan di Gunung Ararat di Turki tersebut bisa jadi memang benar bahtera Nuh, tapi bisa juga salah. Kalaupun tidak terbukti bahwa itu adalah bahtera Nuh, mereka yang percaya tidak akan berhenti mencari di tempat lain.

Beberapa orang berpendapat bahwa kayu kapal yang diambil gambarnya tidak cukup kuno, tidak ada gambar lokasi untuk memverifikasi situs itu, tidak ada pakar independen yang melihat data tersebut, dan tidak ada bukti bahwa di Bumi pernah terjadi banjir dahsyat.

Orang-orang yang paling tidak percaya pada penemuan tersebut justru para pakar kitab suci yang juga memiliki keyakinan bahwa bahtera Nuh memang eksis dan bisa ditemukan, tetapi tidak percaya dengan penemuan tim peneliti China dan Turki tersebut.

Dr. John Morris, arkeolog Institute for Creation Research, bahkan menuding penemuan tersebut sebagai sebuah kebohongan. Morris telah memimpin 13 ekspedisi ke Gunung Ararat untuk mencari kapal yang disebut dalam kitab suci. Dia mengetahui dengan pasti lokasi di Ararat, dan menyebut penemuan para peneliti tersebut merupakan penipuan.

Dr. Randall Price, kepala Studi Yudaisme di Liberty University, Virginia, Amerika Serikat, dua tahun lalu pernah menjadi anggota tim Noah's Ark Ministries International. Dia keluar dari proyek tersebut karena merasa ada pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari proyek dengan menjadikan proses pencarian bahtera Nuh sebagai industri pariwisata.

Morris dan Price dikontak oleh tim China untuk ikut serta dalam konferensi pers untuk mengumumkan penemuan mereka beberapa hari lalu. Namun, Morris dan Price menolak dengan alasan, terlalu sedikit bukti yang diperoleh. Profesor Porcher Taylor dari University of Richmond juga yakin itu bukan bahtera Nuh yang sebenarnya. "Mereka menggali di lokasi yang salah di Gunung Ararat," kata Taylor.

Menurut Taylor, gambar satelit dari sebuah wilayah sekitar setengah mil jauhnya dari lokasi tim China menemukan bahtera, menunjukkan sebuah kawasan yang disebut "anomali Ararat", sebuah wilayah yang membangkitkan minat komunitas intelijen AS selama bertahun-tahun. "Bila sisa-sia bahtera Nuh memang di Gunung Ararat, satu-satunya lokasi yang paling logis adalah di anomali Ararat, dan bukan di lokasi di mana pengakuan sensasional itu dikeluarkan oleh kelompok itu," kata Taylor.

Bagaimanapun juga, para arkeolog tersebut yakin bahwa air bah pernah menerjang Bumi dan bahwa bangkai bahtera Nuh ada di Gunung Ararat, meski di lokasi berbeda dengan yang ditemukan tim China. Apapun itu, Morris, Price, Taylor, dan banyak ahli lain, tetap kembali ke Gunung Ararat dengan harapan akan menemukan sesuatu yang mereka percayai. (viva)

Nah, berikut ini cerita lain tentang penemuan Kapal Nuh:

Nah, berikut ini cerita lain tentang penemuan Kapal Nuh:

POSISI fosil formasi kapal pada ketinggian 15.500 kaki
di puncak Gunung Ararat hasil pendeteksian geo radar.
Di bawah ruangan formasi itu ada ruangan, yang diduga
adalah kamar-kamar.*UNMUSEUM NEWS
Foto "benda asing" yang terlihat di puncak Gunung
Ararat, hasil pemotretan udara pada tahun 1959 oleh
NATO.*UNMUSEUM NEWS


KEINGINAN untuk menemukan Perahu Nabi Nuh AS,
sebenarnya sudah dilakukan orang selama berabad-abad.
Menurut catatan, sebelum Nabi Muhamad SAW lahir pun,
sudah ada orang yang ingin menemukan kapal yang penuh
misteri itu sesuai dengan petunjuk "Injil" kitab suci
orang Kristen. Konon Epiphanius, seorang bishop dari
Salames, pernah mencari perahu itu dan melihat
peninggalan Nabi Noah (Nuh AS) ,masih terdampar di

Gunung Guardian yang tertutup salju sangat tebal,
Kemudian pada abad XII juga disebutkan, upaya
pencarian kapal ini pernah dilakukan pula oleh
Benyamin Tudela, seorang pendeta bangsa Yunani. Ia
mengatakan, bahwa pendahulunya Omar bin al Khatab,
seorang petinggi dari Turki, telah mengambil bagian
dari kapal itu untuk dijadikan bahan bangunan mesjid.

Perdebatan demi perdebatan, mulai muncul di kalangan
para ahli sejarah dan agama, tentang di mana tempat
sebenarnya kapal Nabi Nuh itu terdampar, karena
terdapat perbedaan tempat, di antara kitab suci Bibel
dan Quran.

Di dalam kitab Bibel disebutkan, bahwa kapal Noah
terdampar setelah sekian lama terombang ambing ombak
dan gelombang pasang di Gunung Ararat. Namun dalam
Alquran disebutkan bahwa kapal itu terdampar di Bukit
(gunung) Judi (daerah Armenia).
Alquran Surat Hud ayat 44 berbunyi: ... Dan
difirmankan: Hai Bumi telanlah airmu, dan hai langit
(hujan) berhentilah, dan air pun disurutkan, perintah
pun diselesaikan, dan bahtera itu pun berlabuh di
bukit Judi. Dan dikatakan "binasalah orang-orang
zalim.

Dari hasil penelitian para ahli, ternyata Gunung
Ararat sekarang, telah berganti nama beberapa kali.
Pernah bernama Gunung Guardian, dan juga bernama
Armenia atau Gunung Judi. Akhirnya setelah melalui
penelitian panjang, dengan berdasarkan bukti-bukti
sejarah kuno para ahli sejarah dan agama sepakat,
bahwa gunung tempat terdamparnya kapal Nabi Nuh itu
bernama Gunung Ararat (Injil) atau Gunung Judi
(Quran), yang sebenarnya kendati nama yang berbeda
tempatnya itu-itu juga.

Setelah sekian lama tidak terdengar lagi, upaya
pencarian kapal Nabi Nuh muncul kembali pada abad XIX.
James Brice, seorang ahli archeology dari Oxford
University, pada tahun 1876 dengan biaya dari
Yayasannya mengarungi lautan salju di Gunung Ararat
Perbatasan Turky mencari kapal misterius itu kembali.

Dalam perjalanan ke puncak Ararat, James Brice dari
Inggris, menyatakan menemukan empat buah batu panjang
berbentuk tongkat. Ia menduga "batu tongkat itu"
merupakan bagian dari tiang layar kapal yang dalam
pejalanan waktu puluhan ribu tahun sudah memfosil.
Menjelang akhir abad XIX, yaitu tepatnya tahun 1892,
Yoseph Nouri dari Prancis mengulangi perjalanan yang
dilakukan James Brice dari rute yang bebeda.

Ia mengklaim, bahwa dirinya telah sampai ke tujuan dan
berhasil menemukan perahu Nabi Nuh. Keberhasilannya
itu karena kebetulan. Waktu itu sedang musim kemarau
sangat panjang, sehingga tidak ada salju yang menutupi
permukaan gunung Bahkan ia menegaskan, sempat
berjalan-jalan di tempat yang diduga dek kapal yang
panjangnya 300 cubic, persis seperti yang diungkapkan
dalam kitab Bibel.


Semua ungkapan dan pernyataan dari "para pemburu Kapal
Nabi Nuh", hingga penghujung abad XIX hanyalah
dilukiskan dalam kata-kata dan tulisan saja tanpa bisa
divisualisasikan. Karena memang pada waktu itu, tidak
ada teknologi fotografi yang mampu mendukung
pernyataan mereka, sehingga semua orang yang
mendengarnya, merasa penasaran. Apakah omongannya itu
benar, atau hanya "bulshit" (bohong) saja.


Waktu terus berjalan. Gandrung mencari perahu Nabi
Nuh, seperti hilang ditelan waktu. Hingga pada tahun
1959, Ilham Durupinan, seorang pilot Turky Airforce
anggota pasukan NATO mengadakan pemotretan udara di
Gunung Ararat perbatasan Irak, melihat dari rekaman
hasil pemotretannya itu "benda asing" dekat puncak
salah satu gunung tertinggi di Turky itu, pada
ketinggian 15.500 kaki.


Karena merasa penasaran, para petinggi NATO di basis
Turky memerintahkan Dr. Arthur Brande, ahli fotografi
dari Ohio University untuk memeriksa rekaman gambar
pemotretan itu.


Setelah meneliti secara seksama, akhirnya disimpulkan
bahwa "benda asing" di puncak Ararat itu adalah
"perahu". Ya formasi perahu, yang diduga merupakan
peninggalan Nabi Nuh, yang selama ini banyak dicari
para ahli.


Kabar penemuan perahu Nabi Nuh ini, sempat ditayangkan
oleh Majalah Life, Australian Fix Magazine dan
American Life Magazine pada penerbitan tgl 5 September
tahun 1960.


Pada tahun 1990, Ron Wyat bersama Dr. David Fasold,
ahli geologi AS, membawa perlengkapan cangggih, di
antaranya metal detector dan geo radar menjejak
kembali koordinat tempat yang disinyalir ada formasi
perahu Nuh.


Selama empat tahun berturut-turut, ia melakukan
penelitian secara detil dan seksama, baik di formasi
perahu maupun daerah sekelilingnya, untuk mencari
bukti-bukti peradaban setelah dunia itu musnah.
Dalam perjalanan kali ini, ia menemukan sebelas batu
pipih berlubang, yang rata-rata berat antara empat
hingga 10 ton. Batu-batu ini diindikasikan Wyat
adalah, sebagai pemberat kapal agar tidak oleng oleh
tiupan angin kencang.


Sementara itu dari hasil pengamatan peralatan
canggihnya, David Fasold, memperoleh indikasi bahwa
batuan formasi perahu yang ditemukannya itu adalah
kayu yang sudah berubah menjadi fosil. Pada beberapa
lokasi,juga terdapat konsentrasi logam, yang diduga
merupakan pengikat balok.


Hasil deteksi dari geo-radarnya, mengindikasikan bahwa
di bawah fosil formasi perahu itu ada ruangan yang
diduga adalah kamar-kamar. Namun formasi itu,hanya
muncul sepertiganya. Diduga pada waktu itu,
kemungkinan memang terdampar pada lumpur, sehingga
sebagian dari badan kapal, hingga saat ini masih
terbenam, yang sekarang setelah ribuan tahun semuanya
telah berubah menjadi karang.


Gene Collins, dari Departemen Ilmu Geologi AS, yang
tidak percaya begitu saja kepada laporan David Fasold,
pada penghujung tahun 2000 bersama satu tim yang
terdiri dari 12 orang berbagai disiplin ilmu juga
berangkat ke lokasi yang diduga merupakan tempat
terdamparnya perahu raksasa Nabi Nuh.


Berangkat bersama tim itu, juga ahli Geologi Kelautan
Dr. Robert Balard, yang telah sukses dalam menemukan
bangkai Titanic,Istana Cleopatra, dan Benua yang
hilang Atlantis.


Menurut Collins, formasi fosil perahu itu diduga kuat
adalah benar perahu Nabi Nuh AS. Karena dengan
berbagai dalih apa pun, tidak mungkin ada benda asing
yang diduga perahu yang sudah memfosil berada pada
ketinggian 15.500 kaki tanpa sesuatu sebab. Fosil
perahu yang ditemukan itu, merupakan nenek moyang
perahu bangsa Sumeria.


Dari uji karbon di sekitar lokasi perahu, ternyata
mengandung 4,95 % karbon dan pada beberapa lokasi
terdapat kandungan besi yang cukup banyak dari segi
tingginya kandungan karbon, hal ini berarti karbon itu
berasal dari kayu yang sudah membatu. Padahal di
lokasi lain, kandungan karbonnya hanya 1,88% saja yang
biasa diperoleh dari kandungan tanah biasa.


Harold Cofins, ahli geologi Tim yang juga bertindak
sebagai jurubicara Tim mengungkapkan, bahwa perahu itu
terbuat dari kayu species "Sigilata" yang telah
diawetkan dengan sejenis ter. Species kayu ini sejenis
kayu raksasa, yang kini sudah punah dari muka bumi.
Menurut para ahli biologi kehutanan, kayu jenis ini
memiliki keluarga sekitar 200 species, yang beberapa
di antaranya masih hidup di Amerika Utara, Pategonia
dan Australia.


Tentang masalah banjirnya sendiri, Dr. Balard
mengungkapkan bahwa dari bukti-bukti yang ada di
ketinggian itu banjir be sar pernah melanda bumi pada
10.000 tahun yl, dan air sempat mencapai ketinggian
lebih dari 15.000 kaki.


Untuk mencapai posisi seperti saat ini - hingga
munculnya benua-benua dan pulau-pulau - katanya
memakan waktu hingga 7.500 tahun. (Risyana Hendrawan,
sumber : The UnMuseum News).

http://buyarwinarso.wordpress.com Home Bahtera Nuh dan Area Sekitar Penemuan di Gunung Ararat Turki, Kini Terbuka Untuk Obyek Wisata

Sebegaimana disirarkan bahwa sebuah perahu raksasa yang diduga merupakan bahtera nuh telah ditemukan di gunung ararat, Turki. Kabar penemuan perahu Nabi Nuh ini, sempat ditayangkan oleh Majalah Life, Australian Fix Magazine dan
American Life Magazine pada penerbitan tgl 5 September tahun 1960. Setelah puluhan tahun dilakukan penelitian terhadap bahtera itu serta lingkungan sekitarnya, kini, area itu dibuka untuk umum sebagai obyek wisata.

Berikut beberapa fakta penemuan:

The Real Noah's Ark!
Top Points to Consider

Hal yang Perlu Dipertimbangkan

1.

Hal ini dalam bentuk sebuah perahu, dengan busur dan bulat runcing buritan.
2.

Panjang persis seperti yang tercantum dalam Alkitab deskripsi, 515 kaki atau 300 hasta Mesir. (Ibrani hasta Mesir tidak akan diketahui Musa yang belajar di Mesir kemudian menulis kitab Kejadian.)
3.

Ini didasarkan pada sebuah gunung di Turki Timur, yang cocok dengan rekening Alkitab, "The tabut beristirahat... Atas pegunungan Ararat" Kejadian 8:4. (Ararat menjadi nama negara kuno Urartu yang menutupi wilayah ini.)
4.

Berisi membatu kayu, sebagaimana dibuktikan dengan analisis laboratorium.
5.

Mengandung teknologi tinggi paduan logam alat kelengkapan, sebagaimana dibuktikan dengan analisis laboratorium terpisah dibayar oleh Ron Wyatt, kemudian dilakukan kemudian oleh Kevin Fisher situs web ini. Aluminium logam dan logam titanium ditemukan dalam peralatan yang logam BUATAN MANUSIA!
6.

Tulang rusuk kayu vertikal di sisi-sisinya, kerangka bangunan terdiri dari sebuah perahu. Reguler pola-pola horizontal dan vertikal dukungan dek tiang juga terlihat di geladak bahtera.
7.

Pendudukan desa kuno di situs bahtera di ketinggian 6.500 ft pencocokan Flavius Josephus 'pernyataan "Ini tetap akan ditampilkan di sana oleh penduduk untuk hari ini."
8.

Dr Bill Shea, arkeolog menemukan pecahan keramik kuno dalam jarak 20 meter dari bahtera yang memiliki ukiran di atasnya yang menggambarkan seekor burung, ikan, dan seorang pria dengan palu mengenakan penutup kepala yang memiliki nama "Nuh" di atasnya. Pada zaman dahulu barang-barang ini diciptakan oleh penduduk setempat di desa untuk dijual kepada pengunjung dari dalam bahtera. Bahtera atraksi turis di zaman dahulu dan hari ini.
9.

Diakui oleh Pemerintah Turki sebagai Bahtera Nuh Taman Nasional dan National Treasure. Pemberitahuan resmi penemuannya muncul di surat kabar Turki terbesar pada tahun 1987.
10.

Bangunan untuk menampung pengunjung dibangun oleh pemerintah untuk mengakomodasi wisatawan, ditegaskan, situs ini sangat penting.
11.

Jangkar besar batu-batu itu ditemukan di dekat tabut dan di desa Kazan, 15 mil jauhnya, yang tergantung dari belakang tabut untuk menenangkan yang naik.
12.

Terletak pada tabut Cesnakidag (atau Cudi Dagi) Mountain, yang diterjemahkan sebagai "Doomsday" Mountain.
13.

Dr Saleh Bayraktutan dari Universitas Ataturk menyatakan, "Ini adalah struktur buatan, dan untuk yakin itu Noah's Ark" Common Sense. Ini artikel yang sama juga menyatakan "Situs ini langsung di bawah gunung Al Judi, disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai tempat istirahat Ark "Houd Surah 11:44
14.

Radar scan menunjukkan pola yang teratur di dalam bahtera kayu formasi, mengungkapkan keels, keelsons, gunnels, bulkheads, ruang binatang, sistem jalan, pintu di kanan depan, dua tong besar di depan 14 'x 24', dan daerah pusat terbuka untuk aliran udara ke semua tiga tingkatan.

sumber: http://www.arkdiscovery.com/noah's_ark.htm

Penemuan Bahtera Nabi Nuh as.

Pada bulan Juli 1951 sebuah tim yang terdiri dari ahli-ahli Rusia melakukan penelitian terhadap Lembah Kaat. Sepertinya mereka tertarik untuk menemukan sebuah tambang baru di daerah tersebut. Dalam penelitiannya mereka menemukan beberapa potong kayu di daerah tersebut berserakan.Mereka kemudian mulai menggali tempat tersebut dengan tujuan untuk menemukan sesuatu yang berharga. Tetapi alangkah terkejutnya mereka ketika menemukan kumpulan potongan-potongan kayu tertimbun di situ. Salah seorang ahli yang ikut serta memperkirakan, setelah meneliti beberapa lapisanya, bahwa kayu-kayu tersebut bukanlah kayu yang biasa, dan menyimpan rahasia yang sangat besar di dalamnya.

Mereka mengekskavasi tempat tersebut dengan penuh keingintahuan. Mereka menemukan cukup banyak potongan-potongan kayu di daerah penggalian tersebut, dan di samping itu mereka juga menemukan hal-hal lain yang sangat menarik. Mereka juga menemukan sepotong kayu panjang yang berbentuk persegi. Mereka sangatlah terkejut setelah mendapati bahwa potongan kayu yang berukuran 14 X 10 inchi tersebut ternyata kondisinya jauh lebih baik dibandingkan potongan-potongan kayu yang lain.

Setelah waktu penelitian yang memakan waktu yang cukup lama, hingga akhir tahun 1952, mereka mengambil kesimpulan bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan dari bahtera Nabi Nuh a.s. yang terdampar di puncak Gunung Calff (Judy). Dan potongan (pelat) kayu tersebut, di mana terdapat beberapa ukiran dari huruf kuno, merupakan bagian dari bahtera tersebut.Setelah terbukti bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan kayu dari bahtera Nabi Nuh a.s., timbullah pertanyaan tentang kalimat apakah yang tertera di potongan kayu tersebut.

Sebuah dewan yang terdiri dari kalangan pakar dibentuk oleh Pemerintah Rusia di bawah Departemen Riset mereka untuk mencaritahu makna dari tulisan tersebut. Dewan tersebut memulai kerjanya pada tanggal 27 Februari 1953.Berikut adalah nama-nama dari anggota dewan tersebut:

1. Prof. Solomon, Universitas Moskow

2. Prof. Ifa Han Kheeno, Lu Lu Han College, China

3. Mr. Mishaou Lu Farug, Pakar fosil

4. Mr. Taumol Goru, Pengajar Cafezud College

5. Prof. De Pakan, Institut Lenin

6. Mr. M. Ahmad Colad, Asosiasi Riset Zitcomen

7. Mayor Cottor, Stalin College

Kemudian ketujuh orang pakar ini setelah menghabiskan waktu selama delapan bulan akhirnya dapat mengambil kesimpulan bahwa bahan kayu tersebut sama dengan bahan kayu yang digunakan untuk membangun bahtera Nabi Nuh a.s., dan bahwa Nabi Nuh a.s. telah meletakkan pelat kayu tersebut di kapalnya demi keselamatan dari bahtera tersebut dan untuk mendapatkan ridho Illahi.

Terletak di tengah-tengah dari pelat tersebut adalah sebuah gambar yang berbentuk telapak tangan dimana juga terukir beberapa kata dari bahasa Saamaani.Mr. N.F. Max, Pakar Bahasa Kuno, dari Mancester, Inggris telah menerjemahkan kalimat yang tertera di pelat tersebut menjadi:

“Ya Allah, penolongku! Jagalah tanganku dengan kebaikan dan bimbingan dari TubuhMu Yang Suci, yaitu Muhammad, Ali, Fatima, Shabbar dan Shabbir. Karena mereka adalah yang teragung dan termulia. Dunia ini diciptakan untuk mereka maka tolonglah aku demi nama mereka.”

Semuanya sangatlah terkejut setelah mengetahui arti tulisan tersebut. Terutama yang membikin mereka sangatlah bingung adalah kenapa pelat kayu tersebut setelah lewat beberapa abad tetap dalam keadaan utuh dan tidak rusak sedikitpun.

Pelat kayu tersebut saat ini masih disimpan dengan rapih di Pusat Penelitian Fosil Moskow di Rusia.Jika anda sekalian mempunyai waktu untuk mengunjungi Moskow, maka mampirlah di tempat tersebut, karena pelat kayu tersebut akan menguatkan keyakinan anda terhadap kedudukan Ahlul Bayt a.s.